Prevalensi Kanker Anak Meningkat

Kamis, 22 Februari 2018 - 12:26 WIB
Prevalensi Kanker Anak Meningkat
Prevalensi Kanker Anak Meningkat
A A A
BERBEDA dengan kanker pada orang dewasa, kanker pada anak sulit dicegah dengan gejala yang tidak mudah dikenali.

Meski sulit dicegah, kanker pada anak tetap bisa disembuhkan dengan deteksi dan perawatan tepat. Komite Penanggulangan Kanker Nasional menyatakan bahwa kanker membunuh lebih banyak dari AIDS, malaria, dan TBC. Tingkat kematiannya bahkan setara dengan gabungan ketiga penyakit tersebut.

Riset Kesehatan Dasar 2013 (Riskesdas) oleh Kementerian Kesehatan menemukan, prevalensi kanker di Indonesia mencapai 1,4% atau sekitar 347.792 kasus.

“Kanker pada orang dewasa bisa dikaitkan dengan gaya hidup tidak sehat, seperti merokok atau kurang berolahraga. Ini adalah faktor yang dapat dicegah. Namun, gaya hidup bukanlah faktor pemicu kanker pada anak sehingga jauh lebih sulit dicegah,” papar ahli onkologi dari Mochtar Riady Comprehensive Cancer Center (MRCCC) Siloam Hospitals Semanggi, Prof Dr dr Moeslichan SpA (K).

Atas dasar itu, lanjutnya, itulah pentingnya deteksi, mengingat kanker pada anak sulit dicegah. Bahkan, gejalanya tidak mudah dikenali. “Orang tua harus sadar bahwa mereka memiliki peran penting dalam deteksi dini secara berkala,” kata Prof Moeslichan.

Data Kementerian Kesehatan menemukan bahwa prevalensi kanker pada anak-anak adalah 2% dari semua kejadian kanker, tetapi merupakan penyebab kematian kedua pada anakanak berusia antara 5-14 tahun. Sementara itu, Yayasan Kanker Anak Indonesia (YKAI) menemukan bahwa prevalensi anak-anak dengan kanker meningkat 7% setiap tahunnya.

Leukemia adalah kanker yang paling umum pada anak-anak, diikuti retinoblastoma, osteosarcoma, neuroblastoma, dan maligna limfoma. Kementerian Kesehatan melalui Direktorat Pengawasan dan Pengendalian Penyakit Non-Komunal telah menyosialisasikan terkait deteksi dini melalui ruang publik dan ruang pendidikan, seperti anak-anak prasekolah dan taman kanak-kanak, serta fasilitas kesehatan masyarakat dan bidan.

Prof Moeslichan menganjurkan para orang tua untuk lebih peka memperhatikan tubuh anak. Misalnya, sering memeriksa keadaan tubuh anak, seperti apakah ada benjolan. Kegiatan ini bisa dilakukan dengan meraba saat memandikan anak.

Waspadalah apabila anak sering panas dan pucat serta terdapat bintik-bintik pada kulit atau pendarahan pada kulit. Waspadai juga nyeri tulang yang mungkin terjadi. Karena anak-anak belum dapat mengomunikasikan perasaan sakit yang dirasakannya, orang tua dapat memantau keseharian anak.

Contohnya, apakah aktivitas fisik anak berkurang dari yang biasa mereka lakukan. “Bila ada satu atau lebih dari gejala ini muncul, segera tes darah dan telusuri lebih detail dan lengkap dari hasil tes darah tersebut,” ungkap Prof Moeslichan. Orang tua yang anaknya menderita kanker harus mencari informasi akurat dan detail dari dokter yang mendampingi anak.

Alangkah lebih baik apabila orang tua berusaha terbuka dan mengungkap kegalauan dan mendiskusikannya dengan dokter sehingga mendapat pengarahan dan pemahaman mendalam. Baru setelahnya, orang tua dapat mendampingi anak untuk menjalani pengobatan atau terapi yang disarankan dokter pendamping dengan tertib.

Memperingati Hari Kanker Anak Internasional yang jatuh pada 15 Februari silam, Royal Philips ingin meningkatkan kesadaran orang tua akan pentingnya deteksi dini untuk memerangi kanker pada anak-anak. Philips juga menyediakan berbagai solusi teknologi untuk membantu penanganan kanker.

“Solusi radiologi dan radiologi onkologi kami bertujuan membantu tenaga medis profesional membuat diagnosis yang meyakinkan dan merencanakan terapi pribadi untuk memastikan perawatan yang efisien,” kata Presiden Direktur Philips Indonesia Suryo Suwignjo.

Selain menghadirkan solusi teknologi, Philips juga merancang Ambient Experience di Noahs Ark Children Hospital di Amerika Serikat yang mencakup pencahayaan dinamis, proyeksi, dan suara yang membantu pasien rileks. Ini sangat membantu pasien muda, terutama anak-anak untuk merasa lebih nyaman dan mengurangi rasa khawatir. (Sri Noviarni)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8520 seconds (0.1#10.140)